 
  Patah hati tak hanya menimpa kaum remaja tapi juga bisa dialami orang dewasa, tua maupun muda. Menyembuhkan diri dari patah hati juga hal yang sulit. Namun ada sejumlah tips yang bisa membuat seseorang keluar dari masalah itu serta menumbuhkan semangat untuk melanjutkan hidup lagi. 
Kondisi ini kerapkali tak terbayangkan bisa menimpa diri, apalagi jika Anda merasa hubungan khusus dengan sang kekasih itu berjalan mulus. Tak heran, jika hubungan yang putus itu membuat seseorang merasa antara percaya dan tidak percaya. Tapi tak perlu berpikir terlalu lama untuk menyadari bahwa kejadian itu bukanlah mimpi, melainkan cepat pungut keping-keping hati yang berserakan itu dan rekatkan kembali. Langkah pertama yang umumnya harus dilakukan adalah menerima kenyataan itu. Tak perlu dipersoalkan hubungan itu berlangsung enam minggu atau enam tahun. Karena sama-sama kehilangan.
Alan Konell, penulis Partnership Tools: Transforming the Way We Live Together mengatakan, "rasa sakit, kemarahan, penolakan, penerimaan merupakan tantangan yang harus dihadapi setiap orang yang melewati masa ini".
Konell menyarankan dalam kondisi seperti itu seseorang harus memfokuskan pikiran pada masa datang. "Rasakan apa yang ada di hati Anda tapi jangan percaya hal itu. Perasaan yang buruk tentunya sah-sah saja, tapi tidak perlu memprediksi sisa hidup Anda akan seburuk perasaan itu," katanya.
Ia mengungkapkan umumnya dua respon yang biasanya muncul jika seseorang patah hati. Pertama, orang tersebut mengatakan bahwa ia tidak akan pernah mengalaminya lagi. Kedua, yang bersangkutan menyatakan ia akan bertahan dan bila terjadi lagi ia pun yakin akan tetap bertahan juga. Konell menyebutkan tanggapan kedualah yang lebih baik.
Dalam laporannya ke American Psychological Association, dosen psikologi dari Harvard University Daniel M Wegner, PhD menawarkan solusi untuk melepaskan diri dari keterikatan dengan mantan kekasih. "Jangan mencoba untuk berhenti memikirkan orang lain, hal ini malahan menyebabkan Anda dalam posisi tetap buruk," katanya.
Dalam studi terhadap 70 pria dan wanita muda, Wegner menemukan jika seseorang menekankan rasa sakit tersebut, dan pikirannya dihujani bahwa sang mantan benar-benar telah pergi, ia malahan membuat suasana tak kunjung membaik. Karena setiap kali pikiran tentang si mantan itu merasuki pikiran, tubuh akan melakukan reaksi terhadap tekanan dan rasa sakit yang muncul sama seperti ketika pertama kali muncul.
Wegner menyebutkan jika si eks tidak bisa keluar dari pikiran, seharusnya dibiarkan dan pasrah saja. Namun tidak berarti Anda tiduran sepanjang hari dengan air mata mengucur deras. Lakukan sesuatu. L Joan Allen MA, asisten penulis dalam buku Celebrating Single and Getting Love Right, menyarankan hal berikut
Lakukan suatu kegiatan dengan orang lain. Bergabunglah dengan sebuah kelompok untuk melakukan kegiatan sosial atau aktivitas lainnya. "Meluangkan waktu untuk membantu seseorang membuat Anda melepaskan pikiran dari masalah dan merasa lebih nyaman," kata Allen.
Manjakan diri Anda dengan pijitan, perawatan tubuh lainnya, dan berakhir pekan di tempat yang belum pernah dikunjungi. Namun jangan lakukan perjalanan yang membuat Anda seperti napak tilas ke tempat-tempat khusus bersama si eks.
Peliharalah binatang yang Anda sukai. "Hewan bisa memberikan cinta dan perhatian tanpa batas," tutur Allen. Jika Anda tinggal di apartemen dan tidak diizinkan memeliharanya, kunjungi teman yang mempunyai hewan peliharaan.
Tetaplah aktif berkiprah dengan buku harian dan tulis yang Anda pelajari dari hubungan tersebut yang sudah bubar itu. Termasuk juga peranan Anda hingga terjadi pemutusan hubungan itu. Meskipun Anda yakin bukan pihak yang harus disalahkan, namun bisa jadi Anda melakukan sedikit dorongan ke arah itu meskipun bukan menjadi pemicu utama. Tulis apa yang harus dihindari dalam hubungan khusus selanjutnya.
Luangkan waktu dengan teman-teman dan keluarga hingga Anda merasa terhibur dan terhindar dari kesepian.
Pelajari sesuatu hal yang baru. Ambil kursus atau mulailah hobi baru. Pikirkan bahwa saat ini merupakan bab baru dalam kehidupan Anda. "Eksplorasi semangat Anda dan buatlah rencana untuk mencapai tujuan, bisa dengan memulai sebuah usaha, kembali sekolah, menulis buku," ucap Allen.
Sementara itu, terapis pernikahan Isadora Alman mengatakan ada sebuah teknik yang tergolong efek untuk membuat keseimbangan mental. Ia menyarankan untuk membuat tabel yang hal yang indah dan tidak indah dari si mantan. "Hal ini penting untuk diingat, inilah waktunya yang buruk tampil juga dengan hal baik," ucap Alman.
Tina Tessina PhD, psychotherapist dan juga penulis 11 buku, termasuk How to Be a Couple and Still Be Free mengatakan kesedihan, kemarahan dan frustasi merupakan reaksi normal dalam keadaan ini. "Suatu hal yang biasa jika merasa hal itu akan terjadi lagi. Lantas Anda merasa marah besar, dan bingung dan tidak bisa melalui hal itu. Anda perlu mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa dan merasa nyaman," paparnya.
Tessina mengatakan suatu saat seseorang akan mencapai suatu titik, di mana ia bisa menerima dan memahami kondisi tersebut dan menganggapnya sebagai bagian dari risiko dari kehidupan.
 
 
setuju ....says Tessina...
ReplyDelete